Panduan Lengkap Penggunaan Was dan Were dalam Bahasa Inggris - don-english
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Panduan Lengkap Penggunaan Was dan Were dalam Bahasa Inggris

    Bingung ketika harus memilih antara 'was' dan 'were' dalam bahasa Inggris? Dalam panduan lengkap ini, akan dijelaskan perbedaan mendasar penggunaan 'was' dan 'were' dan memberikan contoh-contoh nyata untuk membantu dalam menguasai keduanya. 

    Tak hanya itu, kami juga akan membongkar kasus-kasus khusus yang sering membingungkan, serta memberikan tips praktis untuk menghindari kesalahan umum. Dengan membaca artikel ini, Anda akan menguasai cara menggunakan 'was' dan 'were' dengan benar dalam berbagai konteks.

Pengertian Dasar

    Dalam bahasa Inggris, 'was' dan 'were' adalah bentuk kata kerja lampau (past tense) dari kata kerja to be (ada, adalah). Kedua kata ini digunakan untuk menyatakan keadaan atau tindakan yang terjadi di masa lalu.
  • 'Was' digunakan untuk orang tunggal (singular) dan benda tunggal: "I was" (saya adalah), "he/she/it was" (dia adalah), "the book was" (buku itu adalah).
  • 'Were' digunakan untuk orang jamak (plural) dan benda-benda jamak: "we/you/they were" (kami/anda/mereka adalah), "the books were" (buku-buku itu adalah), "the students were" (siswa-siswa itu adalah).

Perbedaan Antara 'Was' dan 'Were'

    Perbedaan utama antara 'was' dan 'were' terletak pada subjek kalimat dan bentuk kalimat yang digunakan:
1. Orang Tunggal (Singular):
  • 'Was': Digunakan untuk orang tunggal, contohnya: "She was at home" (Dia ada di rumah).
2. Orang Jamak (Plural):
  • 'Were': Digunakan untuk orang jamak, contohnya: "They were studying together" (Mereka sedang belajar bersama).
3. Benda Tunggal vs. Benda Jamak:
  • 'Was': Digunakan untuk benda tunggal, contohnya: "The movie was great" (Film itu bagus).
  • 'Were': Digunakan untuk benda jamak, contohnya: "The flowers were beautiful" (Bunga-bunga itu indah).

Penggunaan Was dan Were dalam Kalimat

1. Afirmatif (Positif)
  • She was a great dancer. (Dia adalah penari hebat.)
  • He was my best friend. (Dia adalah sahabat terbaikku.)
  • We were excited about the news. (Kami senang dengan beritanya.)
  • The children were playing in the park. (Anak-anak bermain di taman.)
2. Negatif (Negatif)
  • She was not at the party last night. (Dia tidak ada di pesta semalam.)
  • He wasn't interested in the movie. (Dia tidak tertarik dengan film itu.)
  • We were not aware of the changes. (Kami tidak tahu tentang perubahan tersebut.)
  • They weren't happy with the decision. (Mereka tidak senang dengan keputusan itu.)
3. Interrogatif (Pertanyaan)
  • Was she at the meeting? (Apakah dia ada di pertemuan itu?)
  • Was he the one who called? (Apakah dia yang menelepon?)
  • Where was your brother yesterday? (Dimana saudaramu kemarin?)
  • Were they at the concert? (Apakah mereka ada di konser itu?)
  • Were we late for the train? (Apakah kami terlambat untuk kereta itu?)
  • With whom were you there yesterday? (Dengan siapa kamu kesana kemarin?)

Kasus-Kasus Khusus 

1. Penggunaan 'Was' untuk Kesopanan atau Permintaan Dalam Bahasa Tertulis:
    Kadang-kadang, dalam bahasa tertulis, 'was' digunakan bahkan untuk menyampaikan permintaan dengan lebih sopan.
  • Contoh: I was wondering if you could help me with this issue? (Saya ingin tahu apakah Anda bisa membantu saya dengan masalah ini?)

2. Penggunaan 'Were' dalam Ungkapan Kehendak (Wish) yang Tidak Terpenuhi:
    'Were' digunakan dalam bentuk keinginan atau impian yang tidak terpenuhi.
  • Contoh: I wish I were taller. (Saya harap saya lebih tinggi.)
  • Contoh: If only he were here. (Andai saja dia ada di sini.)

3. Penggunaan 'Were' dalam Kondisi Irreal (Hypothetical Conditions) atau Kalimat Bersyarat:
    'Were' digunakan dalam kalimat bersyarat atau kondisi yang tidak nyata, meskipun subjeknya tunggal.
  • Contoh: If I were you, I would apologize. (Jika saya menjadi Anda, saya akan meminta maaf.)
  • Contoh: If he were older, he could apply for the job. (Jika dia lebih tua, dia bisa melamar pekerjaan tersebut.)

4. Penggunaan 'Were' dalam Gaya Bahasa Puisi atau Sastra:
    Dalam gaya bahasa puisi atau sastra, penulis sering menggunakan 'were' bahkan ketika merujuk pada subjek tunggal.
  • Contoh: He wished he were the wind, free and untamed. (Dia berharap dia adalah angin, bebas dan liar.)

5. Penggunaan 'Were' dalam Kalimat Tanya yang Menyiratkan Kritik atau Kejutan:
    Dalam kalimat tanya yang menyiratkan kritik atau kejutan terhadap kejadian yang tidak diharapkan, 'were' sering digunakan bahkan jika subjeknya tunggal.
  • Contoh: You were at the party until midnight? (Apakah kamu berada di pesta sampai tengah malam?)

Kesimpulan

    Pilihan antara 'was' dan 'were' tergantung pada subjek kalimat. Ketika berhadapan dengan subjek tunggal, 'was' adalah pilihan yang benar, sedangkan untuk subjek jamak, 'were' adalah kata yang tepat. Ini adalah aturan dasar yang harus diingat untuk memilih kata kerja yang sesuai.

    Ada kasus khusus yang mempengaruhi penggunaan 'was' dan 'were'. Situasi seperti ungkapan keinginan yang tidak terpenuhi, kalimat bersyarat, dan gaya bahasa puisi dapat mempengaruhi pemilihan kata kerja lampau ini. Penting untuk memahami konteks kalimat dan tujuan komunikasi untuk menggunakan 'was' dan 'were' dengan benar dalam kasus-kasus ini.

    Pemahaman yang baik tentang bentuk kalimat (afirmatif, negatif, atau interrogatif) juga penting. Penggunaan yang benar dari 'was' dan 'were' dalam kalimat afirmatif, negatif, dan pertanyaan adalah kunci untuk menghindari kesalahan tata bahasa.
Syahrul R
Syahrul R bachelor degree